Setelah
berhari-hari memeriksa hati nuraninya, Ajili tak dapat lagi terus diam
saja, iapun menelepon Dr. Adely. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga
suaranya supaya tetap tenang : “Aku ingin mengetahui keadaan anak malang
itu. Dr. Adely memberitahunya, keadaan sang anak sangat parah. Dr.
Adely menambahkan kalimat terakhirnya berkata :”Entah apa ia dapat
menunggu hari kemunculan ayah kandungnya. Kalimat terakhir ini menyentuh
hati Ajili yang paling dalam, suatu perasaan hangat sebagai sang ayah
mengalir keluar, bagaimanapun anak itu juga merupakan darah dagingnya
sendiri! Ia pun membulatkan tekad untuk menolong Monika. Ia telah
melakukan kesalahan sekali, tak boleh kembali membiarkan dirinya
meneruskan kesalahan ini. Malam hari itu juga, ia pun mengobarkan
keberaniannya sendiri untuk memberitahu sang istri tentang segala
rahasianya. Terakhir ia berkata : “Sangatlah mungkin bahwa aku adalah
ayah Monika Aku harus menyelamatkannya Lina sangat terkejut, marah dan
terluka, mendengar semuanya, ia berteriak marah :”Kau PEMBOHONG!”
3 Februari 2003, suami istri Ajili, menghubungi Dr. Adely.8 Februari,
pasangan tersebut tiba di RS Elisabeth, demi untuk pemeriksaan DNA
Ajili. Hasilnya Ajili benar-benar adalah ayah Monika. Ketika Martha
mengetahui bahwa orang hitam pemerkosanya itu pada akhirnya berani
memunculkan dirinya, ia pun tak dapat menahan air matanya. Sepuluh
tahun ini ia terus memendam dendam kesumat terhadap Ajili, namun saat
ini ia hanya dipenuhi perasaan terharu. Segalanya berlangsung dalam
keheningan. Demi untuk melindungi pasangan Ajili dan pasangan Martha,
pihak RS tidak mengungkapkan dengan jelas identitas mereka semua pada
media, dan juga tak bersedia mengungkapkan keadaan sebenarnya, mereka
hanya memberitahu media bahwa ayah kandung Monika telah
ditemukan.Berita ini mengejutkan seluruh pemerhati berita ini. Mereka
terus-menerus menelepon, menulis suratpada Dr. Adely, memohon untuk
dapat menyampaikan kemarahan mereka pada orang hitam ini, sekaligus
penghormatan mereka padanya. Mereka berpendapat : “Barangkali ia pernah
melakukan tindak pidana, namun saat ini ia seorang pahlawan!” 10
Februari, kedua pasangan Martha dan suami memohon untuk dapat bertemu
muka langsung dengan Ajili. Awalnya Ajili tak berani untuk menemui
mereka, namun pada permohonan ketiga Martha, iapun menyetujui hal ini.
18 Februari, dalam ruang tertutup dan dirahasiakan di RS, Martha
bertemu langsung dengan Ajili.
19 Februari, dokter melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang Ajili.
Untungnya, sumsum tulang belakangnya sangat cocok bagi Monika Sang
dokter berkata dengan antusias : “Ini suatu keajaiban!”
22 Februari 2003, sekian lama harapan masyarakat luas akhirnya
terkabulkan. Monika menerima sumsum tulang belakang Ajili, dan pada
akhirnya Monika telah melewati masa kritis. Satu minggu kemudian, Monika
boleh keluar RS dengan sehat walafiat. Martha dan suami memaafkan
Ajili sepenuhnya, dan secara khusus mengundang Ajili dan Dr. Adely
datang kerumah mereka untuk merayakannya. Tapi hari itu Ajili tidak
hadir, ia memohon Dr. Adely membawa suratnya bagi mereka.
Dalam suratnya ia menyatakan penyesalan dan rasa malunya berkata :”Aku
tak ingin kembali mengganggu kehidupan tenang kalian. Aku berharap
Monika berbahagia selalu hidup dan tumbuh dewasa bersama kalian. Bila
kalian menghadapi kesulitan bagaimanapun, harap hubungi aku, aku akan
berusaha sekuat tenaga untuk membantu kalian”. Saat ini juga, aku
sangat berterima kasih pada Monika, dari dalam lubuk hatiku terdalam,
dialah yang memberiku kesempatan untuk menebus dosa. Dialah yang
membuatku dapat memiliki kehidupan yang benar-benar bahagia di saparoh
usiaku selanjutnya. Ini adalah hadiah yang ia berikan padaku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar